Komponen dan Kriteria Memilih Sumber Belajar
Ditulis Oleh: *Abdul Katar
Mahasiswa Pasca Sarjana (S2) IAIN STS Jambi
A.
PENDAHULUAN
Proses belajar bersifat
individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta
didik sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya
tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar
dengan berbagai sumber belajar yang tersedia di lingkungannya. Oleh karena itu
sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau
situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta
didik belajar secara individual.[1]
Proses belajar mengajar pada
dasarnya merupakan proses penyampaian materi dari guru kepada siswa agar siswa
mampu memahami materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah
ditentukan. Guru wajib memberi materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai, jika guru memberikan materi yang salah atau tidak sesuai
maka berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai. Jika sudah demikian maka
pembelajaran yang dilakukan terancam gagal yang berimbas pada kualitas
pendidikan yang buruk.
Sumber belajar sebagai salah satu
komponen dalam system dan desain instruksional memegang peranan penting
terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Pentingnya keberadaan
sumber belajar tidak terlepas dari beberapa pendekatan pembelajaran modern yang
beroreintasi kepada pemusatan pembelajaran pada siswa (student centred). Orientasi
pembelajaran modern ini ikut mempengaruhi keharusan ketersediaan sumber-sumber
belajar yang mendukung siswa dalam belajar. Baik belajar secara individual.
Klasikal maupun kelompok.
Membahas tentang sumber belajar,
tidak dapat dipisahkan dari pemahaman terhadap pengertian konsep belajar.
Pengertian belajar menurut Sjahminan Zaini adalah melatih, menggunakan,
memfungsikan serta mengoptimalkan fungsi macam-macam alat (indera luar dan
dalam) yang telah dianugerahkan oleh Allah secara integral dalam pelbagai aspek
kehidupan sebagai manifestasi dari rasa syukur kepada-Nya.[2] Firman
Allah Q.S An-Nahl: 78
Artinya: “Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Fleksibelitas dalam mengakses
sumber-sumber belajar akan mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memahami
isi pembelajaran. Dengan ketersediaan sumber belajar, maka para peserta didik
mempunyai banyak alternative dalam mencari sumber belajar yang mereka
dibutuhkan baik yang ada di kelas, sekolah ataupun di lingkungan mereka. Akan
tetapi, jika pemenuhan kebutuhan akan sumber belajar tidak tercapai maka akan
terjadi ketimpangan dan ketidakseimbangan dalam proses pembelajaran khususnya
dalam memanfaatkan sumber belajar.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam
era global ini, pemanfaatkan sumber belajar tidak hanya berfokus pada guru.
Sebenarnya banyak hal yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Namun karena
pengelolaan dan penyediaan sumber belajar yang tidak tepat membuat
sumber-sumber yang sebenarya tersedia melimpah itu tidak termanfaatkan. Banyak
guru yang kurang memahami secara menyeluruh dan komprehensif tentang sumber
belajar, peranan sumber belajar, perkembangan sumber belajar, dan cara-cara
mengopimalkan sumber belajar.
Belajar hakekatnya adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam bebagai bentuk
seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan,
keterampilan dan kemampuan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada
individu belajar.[3]
B.
PEMBAHASAN
1.
Defenisi Tentang Sumber Belajar
Secara etimologis, sumber belajar
berasal dari dua kata yaitu sumber dan belajar. Sumber berarti asal muasal,
datangnya sesuatu atau suatu benda yang dapat dimanfaatkan. Belajar berarti
kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terprogram dalam mencari suatu
informasi. Belajar adalah kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa
mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan usaha yang
dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah
perilakunya Secara sederehana, sumber belajar berarti suatu benda yang
mempunyai manfaat dalam kegiatan belajar atau berinteraksi dengan
lingkungannya.
Menurut F. Persifal dan H. Elington
pusat sumber belajar adalah tempat atau bangunan yang dirancang secara khusus untuk
tujuan menyimpan, merawat, mengembangkan, dan memanfaatkan
berbagai sumber belajar, baik untuk kebutuhan belajar secara individual
maupun kelompok
Menurut Muslimin Ibrahim sumber
belajar adalah “segala sesuatu baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun
secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar atau mencapai kompetensi tertentu”.[4]
Daryanto menjelaskan bahwa
sumber belajar itu adalah berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang,
dan wujud benda tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik
secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai
tujuan belajarnya.[5]
Edgar Dale seorang ahli
pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.
Pengertian lainnya tentang sumber
belajar (learning resources)
diberikan oleh Ahmad Sudrajat yaitu semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik
secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik
dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
Dengan demikian dapat diartikan
bahwa sumber belajar merupakan suatu yang berupa benda, orang, dan
lingkungan dan alam sekitarnya yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi
seseorang dalam belajar sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj ayat
18:
Artinya: Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada
di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak
di antara manusia yang Telah ditetapkan azab atasnya. dan barangsiapa yang
dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah
berbuat apa yang dia kehendaki. (Q.S. Al-Hajj, 22: 18)
Pada ayat ini Allah SWT.
menegaskan lagi kekuasaan-Nya terhadap semua makhluk, yaitu semua yang di
langit, semua yang di bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung,
tumbuh-tumbuhan dan semua binatang melata tunduk dan mengikuti aturan-aturan
dan ketentuan-ketentuan-Nya. Semua hidup, berkembang dan mati tunduk kepada
hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Allah, mustahil sesuatu makhluk tidak
tunduk kepada hukum dan ketentuan itu.
Allah SWT menciptakan jagat raya
ini dan mengaturnya dengan hukum dan ketentuannya. Seperti adanya garis edar
pada tiap-tiap planet yang ada di ruang angkasa. Tiap-tiap planet wajib
mengikuti garis edar yang telah ditentukan itu. Jika ia keluar dari garis
edarnya itu maka ia akan berbenturan dengan planet-plant yang lain. Demikian
pula tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang tumbuh manjadi besar dan berkembang
mengikuti ketentuan-ketentuan Allah SWT.
Hubungan Ayat ini dengan
pendidikan adalah, bahwa Allah menciptakan alam semesta beserta isi nya adalah
sebagai sumber belajar bagi seluruh umat manusia. misalnya dilangit, dengan
adanya bintang dan bulan serta matahari kita dapat mengetahui siang dan malam,
dapat meneliti apa saja yang ada dilangit . dan merupakan ilmu pengetahuan.
Dengan ringkas bahwa alam semesta beserta isinya merupakan sumber belajar bagi
manusia.
Selain dari para ahli dan ayat
Al-Qur’an yang berkenaan dengan sumber belajar adalah sebuah filosofis/pepatah
yakni “alam takambang jadi guru”
berasal dari Minangkabau. Kalau dijadikan bahasa Indonesia, kira-kira menjadi ”alam terkembang dijadikan tempat belajar“.
Pepatah ini sangat dipahami oleh
setiap orang. Secara turun-temurun pepatah ini diajarkan, baik secara lisan
maupun melalui berbagai karya tulis, termasuk di dalamnya karya sastra. Pepatah
ini bermakna ‘agar kita belajar pada alam dan berbagai fenomenanya yang
senantiasa mengabarkan sebuah kearifan’. Sejatinya pepatah atau unkapan
filosofi ini mengandung makna, pertama menunjukan sikap seseorang terhadap
tanggung jawab yang seharusnya ia dilaksanakan dalam rangka pengembangan diri.
Kedua ungkapan ini bermakna menunjukan kepada kita apa sesungguhnya sumber dari
pengetahuan dan keterampilan. Alam Takambang yakni menujukan sumber
belajar yang sesungguhnya, yakni sumber belajar yang sungguh-sunguh dapat
memenuhi “kebutuhan semua” yang sifatnya selalu ada sepanjang zaman
2.
Komponen-Komponen Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan elemen
penting dalam pembelajaran. Guru harus mampu memilih dan menentukan sumber
belajar yang mudah diakses, didapatkan dan digunakan oleh siswa serta sesuai
dengan materi yang akan diajarkan. Relevan dengan materi ini yang cukup penting
dimana sumber belajar harus mengandung materi yang diajarkan secara lengkap dan
menyeluruh.
Sumber belajar tidak selalu harus
berbentuk cetakan, buku merupakan sumber belajar berbentuk cetak yang cukup
mudah didapat dan dapat menyajikan dan menguraikan materi dengan sederhana dan
mudah dimengerti. Namun tidak selalu buku menjadi efektif sebagai sumber belajar
terutama untuk materi yang memerlukan contoh maupun praktik nyata. Dalam
situasi tersebut tentunya lingkungan maupun model dan alat peraga sangat
diperlukan sebagai sumber belajar.
Pada sumber belajar yang
digunakan ataupun yang akan dipilih terdapat komponen-komponen utama yang
penting untuk mendukung bagaimana sumber belajar yang digunakan mampu
diterapkan dengan baik dan sesuai dengan pembelajaran. Nana Sudjana menguraikan
bahwa beberapa komponen penting yang terdapat
dalam sumber belajar.[6]
a.
Tujuan, Misi, dan Fungsi
Setiap sumber belajar memiliki
tujuan dan misi hingga fungsi mengapa sumber belajar tersebut digunakan dan
diterapkan dalam pembelajaran. Sumber belajar itu sendiri juga memiliki tujuan
lain selain mendukung pencapaian sumber belajar, misalnya saja museum yang
digunakan untuk sumber belajar, tentunya tersebut tujuan museum bukan hanya
untuk sumber belajar, namun juga untuk menyimpan benda peninggalan sejarah dan
tujuan-tujuan lainnya.
b.
Keadaan Fisik
Sumber belajar tidak selalu
berbentuk buku atau bentuk cetakan lain, narasumber atau bangunan misalnya,
juga dapat digunakan sebagai sumber belajar dengan bentuk atau keadaan fisik
yang berbeda.
Peralatan fisik yang berupa gedung,
perpustakaan, alat-alat yang dugunakan tatkala belajar di kelas, amat erat
hubungannya dengan mutu sekolah, apalagi bila alat-alat peraga, alat bantu
seperti dalam pengajaran fisika, biologi, anatomi atau geografi. Banyak sekali
konsep pengetahuan yang harus dipelajari murid yang amat sulit, bahkan tidak
mungkin dipahami tanpa bantu alat pengajaran. Bagaimana anda membayangkan
pengajaran anatomi manusia tanpa bantuan alat berupa tiruan tubuh manusia?
Pengajaran tentang haji dapat dilakukan efektif dan efesien dengan bantuan
rekaman video.[7]
Sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Qaaf ayat 6-8:
Artinya: (6) Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas
mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak
mempunyai retak-retak sedikitpun ? (7) Dan kami hamparkan bumi itu dan kami
letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala
macam tanaman yang indah dipandang mata, (8) Untuk menjadi pelajaran dan
peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).
c.
Pesan dan Makna yang Terkandung
Setiap sumber belajar juga
memiliki pesan dan maksud masing-masing. Pesan dan makna hingga tersebut tidak
selalu terurai secara ekslisit atau gamblang, terkadang diperlukan analisis
baik oleh pengajar maupun peserta didik untuk memahami apa pesan dan makna dari
sumber belajar yang digunakan. Pesan dan makna yang terkandung juga bukan
selalu tentang materi dan aspek kognitif, namun juga bisa mengandung pesan
moral dan sosial dan hal-hal lain.
Pesan
termasuk komponen dalam sumber belajar, sebab sumber belajar harus mampu
membawa pesan yang dapat dimanfaatkan (dipelajari) oleh pemakai (penerima
pesan, peserta didik) sehingga mereka memperhatikan dan menangkap isi pesan itu
secara efektif dan efisien serta terserap secara maksimal. Pesan sebagai salah
satu komponen yang penting
Pesan yang
berperan sebagai sumber belajar mengandung 3 (tiga) pengertian, yaitu:
1)
Tanda (kata-kata,
gambar) termasuk pemilihan dan urutannya yang menjadi tanggung jawab perancang,
diharapkan bermakna bagi suatu sasaran.
2)
Pembawa tanda (macam,
gaya, tata letak, pencetakan) yang menjadi tanggung jawab penerbit atau
prosedur.
3)
Informasi atau arti
yang diterima, yang menjadi tanggung jawab sasaran (audience).
Pesan,
sebagai salah satu komponen yang penting dalam sumber belajar, untuk itu perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Kelengkapan isi pesan, kejelasan serta kemutakhiran isi pesan.
2) Kemudahan penangkapan pesan sesuai dengan kondisi situasi tepat serta
kemampuan dan kebutuhan penerima pesan.
3) Isi pesan cukup sederhana, jelas, lengkap dan mudah ditangkap.
d.
Tingkat Kesulitan atau Kompleksitas Pemakaian
Sumber belajar juga memiliki cara
penggunaan dan tingkat kesulitan pemakaian yang berbeda-beda. Buku dan sumber
cetak mungkin menjadi sumber paling mudah digunakan karena materi pembelajaran
sudah terurai dengan jelas, namun sumber belajar lain mungkin lebih sulit dalam
menggunakan dan bahkan memerlukan bantuan media atau sumber belajar lain untuk
menggunakan. Komponen sumbur belajar ini terkait juga dengan kemudahan dalam
mencari dan mendapatkan sumber belajar yang digunakan tersebut.
Komponen-komponen utama yang
penting dalam sumber belajar tersebut sangat perlu mendapat perhatian serius
dari guru atau pengajar selaku penentu sumber belajar utama dalam pembelajaran.
Mengetahui bagaimana komponen-komponen sumber belajar menyusun sumber belajar
juga bermanfaat untuk pemilihan
sumber belajar serta durasi pemakaian sumber belajar.
Ahmad Rohani mengklasifiksikan
komponen-komponen sumber belajar sebagai berikut:
a. Tujuan
dan fungsi sumber belajar
Sumber belajar yang dirancang mempunyai
tujuan-tujuan tertentu baik implisit maupun eksplisit. Karena itu, tujuan dan
fungsi sumber belajar juga dipengaruhi oleh setiap jenis variasi sumber belajar
yang digunakan.
b. Bentuk
dan keadaan fisik sumber belajar
Wujud sumber belajar secara fisik satu
sama lainnya berbed-beda. misalnya, pusat perbelanjaan berdeda dengan kantor
bank sekalipun keduanya sama-sama memberikan informasi mengenai perdagangan.
Jadi, keadaan fisik sumber belajar itu merupakan komponen penting.
Pemanfaatannya hendaknya dengan memperhitungkan segi waktu , pembiayaan dan
sebagainya.
c. Pesan
Pesan termasuk komponen dalam belajar,
sebab sumber belajar harus mampu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan oleh
pemakai sehingga mereka memperlihatkan dan menangkap isi pesan itu secara
efektif dan efisien serta terserap secara maksmal.[8]
3.
Pemilihan Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar hendaknya tidak
sembarangan. Dalam pemilihan sumber belajar akan lebih baik jika guru
menggunakan kriteria tertentu untuk memilih sumber belajar yang akan dipakai.
Ini dimaksudkan agar sumber belajar yang dipilih tepat dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta efisien jika diterapkan dalam pembelajaran. Andi Prastowo
menerangkan bahwa kriteria untuk
menyeleksi sumber belajar yang berkualitas dapat dibagi menjadi dua yaitu
kriteria secara umum dan kriteria secara khusus.[9]
a.
Kriteria Umum
Kriteria umum dalam pemilihan sumber belajar yang
berkualitas ini meliputi:
- Ekonomis, yang berarti bahwa sumber belajar tidak harus mahal. Sumber belajar perlu disesuaikan dengan alokasi dana dan kebutuhan sumber belajar yang akan digunakan. Seperti layaknya prinsip ekonomi, perlu diusahakan agar mampu mendapatkan sumber belajar berkualitas yang sesuai kebutuhan dengan alokasi dana yang seminimal mungkin.
- Praktis dan sederhana, sumber belajar harus mudah digunakan dan tidak membingungkan. Tidak memerlukan lagi tambahan pelayanan atau alat lain yang sulit diadakan.
3. Mudah
diperoleh, bahwa sumber belajar mudah dicari dan didapatkan. Jika perlu dapat
memanfaatkan lingkungan sekitar yang tersedia sehingga peserta didik juga dapat
dengan mudah memanfaatkan
4. Fleksibel
atau kompatible, sumber belajar tidak harus mengikat pada satu tujuan atau
materi pembelajaran tertentu. Akan lebih baik jika dapat dimanfaatkan untuk
berbagai tujuan pembelajaran bahkan juga keperluan yang lain.
5. Relevan
dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pembelajaran lainnya
6. Dapat
membantu efisien dan kemudahan pencapaian tujuan pembelajaran.
7. Memiliki
nilai positif bagi proses/aktivitas pembelajaran khususnya peserta didik
8. Sesuai
dengan interaksi dan strategi pembelajaran yang telah dirancang/ sedang
dilaksanakan
b.
Kriteria Khusus
Kriteria khusus yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan sumber belajar yang berkualitas adalah sebagai berikut:
- Sumber belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar
- Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Maksudnya sumber belajar yang dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
- Sumber belajar untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya.
- Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Maksudnya sumberbelajar yang dipilih hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar.
- Sumber belajar untuk presentasi. Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya bisa berfungsi sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan.
c.
Kriteria Berdasarkan Tujuan
Beberapa kriteria memilih sumber belajar
berdasarkan tujuan antara lain adalah:
1. Sumber
belajar guna memotivasi. Untuk meningkatkan motivasi siswa, terutama yang lebih
rendah tingkatannya. Dengan memanfaatkan darmawisata, gambar-gambar yang
menarik, cerita yang baik dari guru akan dapat merangsang para siswa dalam
mempelajari suatu program pelajaran. Pemanfaatan tersebut bertujuan
membangkitkan minat terhadap suatu mata pelajaran, mendorong partisipasi,
merangsang pertanyaan-pertanyaan, memperjelas masalah dan sebagainya.
2. Sumber
belajar untuk tujuan pengajaran. Yaitu untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar. Kriteria ini paling umum dipakai oleh para guru dengan maksud untuk
memperluas bahan pengajaran, melengkapi berbagai kekurangan bahan, sebagai
kerangka mengajar secara sistematis.
3. Sumber
belajar untuk penelitian. Merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis,
dicatat secara teliti dan sebagainya. Jenis sumber belajar ini diperoleh secara
langsung dari masyarakat atau lingkungan. Sumber belajar yang dirancang dapat
membantunya melalui rekaman radio maupun video.
4. Sumber
belajar untuk presentas. Hampir sama dengan yang dipergunakan dalam kegiatan
instruksional. Di sini ditekankan sumber belajar sebagai alat, metode, atau
strategi penyampaian pesan. Fungsi sumber belajar ini bukan sebagai penyampai
pesan atau informasi ataupun data, melainkan sebagai strategi, teknik atau
metode.
5. Sumber
belajar untuk memecahkan masalah. Beberapa ciri yang perlu diperhatikan,
misalnya:
a)
Sebelum mulai perlu diketahui: apakah masalah yang dihadapi sudah cukup
jelas sehingga bisa diperoleh sumber belajar yang tepat? Apakah sumber belajar
bisa disediakan? Di mana bisa diperolehnya?
b)
Mempertimbangkan bukti-bukti: apakah sumber belajar masih aktual? Bagaimana
jenisnya? Adakah sumber lain yang dapat dipakai?
c)
Membuat kesimpulan: benarkah kesimpulan yang diambil atas dasar sumber
belajar itu.[10]
Dengan menerapkan kriteria tersebut maka
pemilihan sumber belajar dapat dilakukan lebih mudah karena sudah ada batasan
kriteria dimana sumber belajar yang tidak masuk dalam kriteria dapat langsung
disisihkan. Sumber belajar yang terpilih juga menjadi tepat dan efektif
digunakan untuk pembelajaran.
Ahmad Rohani menjelaskan secara umum
kriteria pemilihan sumber belajar ada dua, yaitu keriteria umum dan keriteria
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
1. Kriteria
Umum antara lain ialah ekonomis dalam pengertian murah, teknisi (tenaga),
praktis dan sederhana, fleksibel, releven dengan tujuan pengajaran, dapat
membantu efesien dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran, memliki nilai
positif bagi proses pengajaran khususnya bagi peserta didik, sesuai dengan interaksi
dan strategi pengajaran yang telah dirancang.[11]
2. Kriteria
berdasarkan tujuan anatara lain ialah sumber belajar dapat memberikan motivasi
pada siswa, sumber belajar untuk tujuan pembelajaran, sumber belajar untuk
penelitian, sumber belajar untuk memecahkan masalah sumber belajar untuk
presentasi.[12]
Sudrajat lebih lanjut mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan
sumber belajar. Dalam memilih
sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis:
tidak harus terpatok pada harga yang mahal; (2) praktis: tidak memerlukan
pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di
sekitar lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai
tujuan instruksional; (5) Sesuai dengan tujuan, sumber belajar harus dapat
mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi
dan minat belajar siswa.[13]
C.
PENUTUP
Sumber belajar merupakan elemen penting dalam pembelajaran. Guru
harus mampu memilih dan menentukan sumber belajar yang mudah diakses,
didapatkan dan digunakan oleh siswa serta sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Relevan dengan materi ini yang cukup penting dimana sumber belajar
harus mengandung materi yang diajarkan secara lengkap dan menyeluruh. Sumber
belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang merupakan sumber-sumber
belajar yang dirancang terlebih dahulu dalam proses desain atau pemilihan dan
pemanfaatan, dan dikombinasikan menjadi sistem pembelajaran yang lengkap untuk
mewujudkan terlaksananya proses belajar yang bertujuan dan terkontrol.
Sebagai seorang pendidik kita juga perlu
mencermati apa saja kriteria yang harus kita tetapkan sebelum menentukan sumber
belajar yang akan kita gunakan dalam proses belajar mengajar kita. Adapun
kriteria memilih sumber belajar menurut beberapa sumber yaitu ekonomis,
praktis, fleksibel, relevan, efektid dan efisien, bersifat positif dan didukung
oleh tenaga pendidik yang benar-benar menguasai, dimana kesemuanya itu termasuk
kriteria umum dalam memilih sumber belajar.
Selain kriteria umum diatas untuk memilih
sumber belajar kita juga perlu memperhatikan kriteria berdasarkan tujuan yaitu,
Sumber belajar guna memotivasi, Sumber belajar untuk tujuan pengajaran,
Sumber belajar untuk penelitian, Sumber belajar untuk presentas dan
Sumber belajar untuk memecahkan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif
Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011
Akhmad Sudrajat, Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa. Semarang: UNNES, 2008
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press, 2012
Arief S. Sadiman,
dkk, Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta:
Rajawali, 1986
Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif, Jakarta:
Rineka Cipta, 1997
Ahmad Rohani, Pengolahan Pengajaran Sebuah Pengantar
Menuju Guru Professional, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Bambang
Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan
dan Amplikasinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008
Daryanto, Panduan
Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, Jakarta: AV Publisher, 2009
Fatah
Syukur, Teknologi Pendidikan, Semarang:
Rasail, 2008
Muslimin
Ibrahim, Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar,
Surabaya:Unesa University Press, 2010
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007
Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1986
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif dan Kontekstual, Jakarta: Kencana, 2014
Fotenote
[1] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Amplikasinya, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2008, hal, 208-209
[2] Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip
Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1986, hal. 9
[3] Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif dan Kontekstual, Jakarta: Kencana, 2014, hal, 12
[4] Muslimin
Ibrahim, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Surabaya:Unesa
University Press, 2010, hal, 97
[5] Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, Jakarta: AV Publisher, 2009, hal, 81
[6] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007, hal, 82
[7] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011, hal, 90-91
[8] Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, hal,
105-107
[9] Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press, 2012, hal, 61
[10] Ahmad Rohani, Pengolahan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional.
Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 166-167
[11] Ibid, Ahmad Rohani, hal. 190-191
[12] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2003, hal. 84-86
[13] Akhmad Sudrajat, Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa. Semarang:
UNNES, 2008, hal, 27
Comments
Post a Comment