Komponen dan Kriteria Memilih Sumber Belajar

Ditulis Oleh: *Abdul Katar
Mahasiswa Pasca Sarjana (S2) IAIN STS Jambi

A.     PENDAHULUAN
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia di lingkungannya. Oleh karena itu sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual.[1]
Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses penyampaian materi dari guru kepada siswa agar siswa mampu memahami materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Guru wajib memberi materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, jika guru memberikan materi yang salah atau tidak sesuai maka berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai. Jika sudah demikian maka pembelajaran yang dilakukan terancam gagal yang berimbas pada kualitas pendidikan yang buruk.

Sumber belajar sebagai salah satu komponen dalam system dan desain instruksional memegang peranan penting terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Pentingnya keberadaan sumber belajar tidak terlepas dari beberapa pendekatan pembelajaran modern yang beroreintasi kepada pemusatan pembelajaran pada siswa (student centred). Orientasi pembelajaran modern ini ikut mempengaruhi keharusan ketersediaan sumber-sumber belajar yang mendukung siswa dalam belajar. Baik belajar secara individual. Klasikal maupun kelompok.
Membahas tentang sumber belajar, tidak dapat dipisahkan dari pemahaman terhadap pengertian konsep belajar. Pengertian belajar menurut Sjahminan Zaini adalah melatih, menggunakan, memfungsikan serta mengoptimalkan fungsi macam-macam alat (indera luar dan dalam) yang telah dianugerahkan oleh Allah secara integral dalam pelbagai aspek kehidupan sebagai manifestasi dari rasa syukur kepada-Nya.[2]  Firman Allah Q.S An-Nahl: 78
Artinya:   “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Fleksibelitas dalam mengakses sumber-sumber belajar akan mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi pembelajaran. Dengan ketersediaan sumber belajar, maka para peserta didik mempunyai banyak alternative dalam mencari sumber belajar yang mereka dibutuhkan baik yang ada di kelas, sekolah ataupun di lingkungan mereka. Akan tetapi, jika pemenuhan kebutuhan akan sumber belajar tidak tercapai maka akan terjadi ketimpangan dan ketidakseimbangan dalam proses pembelajaran khususnya dalam memanfaatkan sumber belajar.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam era global ini, pemanfaatkan sumber belajar tidak hanya berfokus pada guru. Sebenarnya banyak hal yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Namun karena pengelolaan dan penyediaan sumber belajar yang tidak tepat membuat sumber-sumber yang sebenarya tersedia melimpah itu tidak termanfaatkan. Banyak guru yang kurang memahami secara menyeluruh dan komprehensif tentang sumber belajar, peranan sumber belajar, perkembangan sumber belajar, dan cara-cara mengopimalkan sumber belajar.
Belajar hakekatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam bebagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu belajar.[3]

B.     PEMBAHASAN
1.      Defenisi Tentang Sumber Belajar
Secara etimologis, sumber belajar berasal dari dua kata yaitu sumber dan belajar. Sumber berarti asal muasal, datangnya sesuatu atau suatu benda yang dapat dimanfaatkan. Belajar berarti kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terprogram dalam mencari suatu informasi. Belajar adalah  kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya Secara sederehana, sumber belajar berarti suatu benda yang mempunyai manfaat dalam kegiatan belajar atau berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut F. Persifal dan H. Elington pusat sumber belajar adalah tempat  atau bangunan yang dirancang secara khusus untuk tujuan menyimpan, merawat,  mengembangkan, dan memanfaatkan berbagai sumber belajar, baik untuk  kebutuhan belajar secara individual maupun kelompok
Menurut Muslimin Ibrahim sumber belajar adalah “segala sesuatu baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu”.[4]
 Daryanto menjelaskan bahwa sumber belajar itu adalah berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud benda tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.[5]
Edgar Dale seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.
Pengertian lainnya tentang sumber belajar (learning resources) diberikan oleh Ahmad Sudrajat yaitu semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa  sumber belajar merupakan suatu yang berupa benda, orang, dan lingkungan dan alam sekitarnya yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi seseorang dalam belajar sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj ayat 18:

Artinya: Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang Telah ditetapkan azab atasnya. dan barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia kehendaki. (Q.S. Al-Hajj, 22: 18)

Pada ayat ini Allah SWT. menegaskan lagi kekuasaan-Nya terhadap semua makhluk, yaitu semua yang di langit, semua yang di bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, tumbuh-tumbuhan dan semua binatang melata tunduk dan mengikuti aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Semua hidup, berkembang dan mati tunduk kepada hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Allah, mustahil sesuatu makhluk tidak tunduk kepada hukum dan ketentuan itu.
Allah SWT menciptakan jagat raya ini dan mengaturnya dengan hukum dan ketentuannya. Seperti adanya garis edar pada tiap-tiap planet yang ada di ruang angkasa. Tiap-tiap planet wajib mengikuti garis edar yang telah ditentukan itu. Jika ia keluar dari garis edarnya itu maka ia akan berbenturan dengan planet-plant yang lain. Demikian pula tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang tumbuh manjadi besar dan berkembang mengikuti ketentuan-ketentuan Allah SWT.
Hubungan Ayat ini dengan pendidikan adalah, bahwa Allah menciptakan alam semesta beserta isi nya adalah sebagai sumber belajar bagi seluruh umat manusia. misalnya dilangit, dengan adanya bintang dan bulan serta matahari kita dapat mengetahui siang dan malam, dapat meneliti apa saja yang ada dilangit . dan merupakan ilmu pengetahuan. Dengan ringkas bahwa alam semesta beserta isinya merupakan sumber belajar bagi manusia.
Selain dari para ahli dan ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan sumber belajar adalah sebuah filosofis/pepatah yakni “alam takambang jadi guru” berasal dari Minangkabau. Kalau dijadikan bahasa Indonesia, kira-kira menjadi ”alam terkembang dijadikan tempat belajar“.
Pepatah ini sangat dipahami oleh setiap orang. Secara turun-temurun pepatah ini diajarkan, baik secara lisan maupun melalui berbagai karya tulis, termasuk di dalamnya karya sastra. Pepatah ini bermakna ‘agar kita belajar pada  alam dan berbagai fenomenanya yang senantiasa mengabarkan sebuah kearifan’. Sejatinya pepatah atau unkapan filosofi ini mengandung makna, pertama menunjukan sikap seseorang terhadap tanggung jawab yang seharusnya ia dilaksanakan dalam rangka pengembangan diri. Kedua ungkapan ini bermakna menunjukan kepada kita apa sesungguhnya sumber dari pengetahuan dan keterampilan. Alam Takambang  yakni menujukan sumber belajar yang sesungguhnya, yakni sumber belajar yang sungguh-sunguh dapat memenuhi “kebutuhan semua” yang sifatnya selalu ada sepanjang zaman
2.      Komponen-Komponen Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan elemen penting dalam pembelajaran. Guru harus mampu memilih dan menentukan sumber belajar yang mudah diakses, didapatkan dan digunakan oleh siswa serta sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Relevan dengan materi ini yang cukup penting dimana sumber belajar harus mengandung materi yang diajarkan secara lengkap dan menyeluruh.
Sumber belajar tidak selalu harus berbentuk cetakan, buku merupakan sumber belajar berbentuk cetak yang cukup mudah didapat dan dapat menyajikan dan menguraikan materi dengan sederhana dan mudah dimengerti. Namun tidak selalu buku menjadi efektif sebagai sumber belajar terutama untuk materi yang memerlukan contoh maupun praktik nyata. Dalam situasi tersebut tentunya lingkungan maupun model dan alat peraga sangat diperlukan sebagai sumber belajar.
Pada sumber belajar yang digunakan ataupun yang akan dipilih terdapat komponen-komponen utama yang penting untuk mendukung bagaimana sumber belajar yang digunakan mampu diterapkan dengan baik dan sesuai dengan pembelajaran. Nana Sudjana menguraikan bahwa beberapa komponen penting yang terdapat dalam sumber belajar.[6]
a.      Tujuan, Misi, dan Fungsi
Setiap sumber belajar memiliki tujuan dan misi hingga fungsi mengapa sumber belajar tersebut digunakan dan diterapkan dalam pembelajaran. Sumber belajar itu sendiri juga memiliki tujuan lain selain mendukung pencapaian sumber belajar, misalnya saja museum yang digunakan untuk sumber belajar, tentunya tersebut tujuan museum bukan hanya untuk sumber belajar, namun juga untuk menyimpan benda peninggalan sejarah dan tujuan-tujuan lainnya.
b.      Keadaan Fisik
Sumber belajar tidak selalu berbentuk buku atau bentuk cetakan lain, narasumber atau bangunan misalnya, juga dapat digunakan sebagai sumber belajar dengan bentuk atau keadaan fisik yang berbeda.
Peralatan fisik yang berupa gedung, perpustakaan, alat-alat yang dugunakan tatkala belajar di kelas, amat erat hubungannya dengan mutu sekolah, apalagi bila alat-alat peraga, alat bantu seperti dalam pengajaran fisika, biologi, anatomi atau geografi. Banyak sekali konsep pengetahuan yang harus dipelajari murid yang amat sulit, bahkan tidak mungkin dipahami tanpa bantu alat pengajaran. Bagaimana anda membayangkan pengajaran anatomi manusia tanpa bantuan alat berupa tiruan tubuh manusia? Pengajaran tentang haji dapat dilakukan efektif dan efesien dengan bantuan rekaman video.[7]
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Qaaf ayat 6-8:

Artinya: (6) Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? (7) Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, (8) Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).
c.       Pesan dan Makna yang Terkandung
Setiap sumber belajar juga memiliki pesan dan maksud masing-masing. Pesan dan makna hingga tersebut tidak selalu terurai secara ekslisit atau gamblang, terkadang diperlukan analisis baik oleh pengajar maupun peserta didik untuk memahami apa pesan dan makna dari sumber belajar yang digunakan. Pesan dan makna yang terkandung juga bukan selalu tentang materi dan aspek kognitif, namun juga bisa mengandung pesan moral dan sosial dan hal-hal lain.
Pesan termasuk komponen dalam sumber belajar, sebab sumber belajar harus mampu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan (dipelajari) oleh pemakai (penerima pesan, peserta didik) sehingga mereka memperhatikan dan menangkap isi pesan itu secara efektif dan efisien serta terserap secara maksimal. Pesan sebagai salah satu komponen yang penting
Pesan yang berperan sebagai sumber belajar mengandung 3 (tiga) pengertian, yaitu:
1)     Tanda (kata-kata, gambar) termasuk pemilihan dan urutannya yang menjadi tanggung jawab perancang, diharapkan bermakna bagi suatu sasaran.
2)     Pembawa tanda (macam, gaya, tata letak, pencetakan) yang menjadi tanggung jawab penerbit atau prosedur.
3)     Informasi atau arti yang diterima, yang menjadi tanggung jawab sasaran (audience).
Pesan, sebagai salah satu komponen yang penting dalam sumber belajar, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)      Kelengkapan isi pesan, kejelasan serta kemutakhiran isi pesan.
2)      Kemudahan penangkapan pesan sesuai dengan kondisi situasi tepat serta kemampuan dan kebutuhan penerima pesan.
3)      Isi pesan cukup sederhana, jelas, lengkap dan mudah ditangkap.
d.      Tingkat Kesulitan atau Kompleksitas Pemakaian
Sumber belajar juga memiliki cara penggunaan dan tingkat kesulitan pemakaian yang berbeda-beda. Buku dan sumber cetak mungkin menjadi sumber paling mudah digunakan karena materi pembelajaran sudah terurai dengan jelas, namun sumber belajar lain mungkin lebih sulit dalam menggunakan dan bahkan memerlukan bantuan media atau sumber belajar lain untuk menggunakan. Komponen sumbur belajar ini terkait juga dengan kemudahan dalam mencari dan mendapatkan sumber belajar yang digunakan tersebut.
Komponen-komponen utama yang penting dalam sumber belajar tersebut sangat perlu mendapat perhatian serius dari guru atau pengajar selaku penentu sumber belajar utama dalam pembelajaran. Mengetahui bagaimana komponen-komponen sumber belajar menyusun sumber belajar juga bermanfaat untuk pemilihan sumber belajar serta durasi pemakaian sumber belajar.
Ahmad Rohani mengklasifiksikan komponen-komponen sumber belajar sebagai berikut:    
a.       Tujuan dan fungsi sumber belajar
Sumber belajar yang dirancang mempunyai tujuan-tujuan tertentu baik implisit maupun eksplisit. Karena itu, tujuan dan fungsi sumber belajar juga dipengaruhi oleh setiap jenis variasi sumber belajar yang digunakan.
b.       Bentuk dan keadaan fisik sumber belajar
Wujud sumber belajar secara fisik satu sama lainnya berbed-beda. misalnya, pusat perbelanjaan berdeda dengan kantor bank sekalipun keduanya sama-sama memberikan informasi mengenai perdagangan. Jadi, keadaan fisik sumber belajar itu merupakan komponen penting. Pemanfaatannya hendaknya dengan memperhitungkan segi waktu , pembiayaan dan sebagainya.
c.       Pesan
Pesan termasuk komponen dalam belajar, sebab sumber belajar harus mampu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai sehingga mereka memperlihatkan dan menangkap isi pesan itu secara efektif dan efisien serta terserap secara maksmal.[8]
3.      Pemilihan Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar hendaknya tidak sembarangan. Dalam pemilihan sumber belajar akan lebih baik jika guru menggunakan kriteria tertentu untuk memilih sumber belajar yang akan dipakai. Ini dimaksudkan agar sumber belajar yang dipilih tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta efisien jika diterapkan dalam pembelajaran. Andi Prastowo menerangkan bahwa kriteria untuk menyeleksi sumber belajar yang berkualitas dapat dibagi menjadi dua yaitu kriteria secara umum dan kriteria secara khusus.[9]
a.       Kriteria Umum
Kriteria umum dalam pemilihan sumber belajar yang berkualitas ini meliputi:
  1. Ekonomis, yang berarti bahwa sumber belajar tidak harus mahal. Sumber belajar perlu disesuaikan dengan alokasi dana dan kebutuhan sumber belajar yang akan digunakan. Seperti layaknya prinsip ekonomi, perlu diusahakan agar mampu mendapatkan sumber belajar berkualitas yang sesuai kebutuhan dengan alokasi dana yang seminimal mungkin.
  2. Praktis dan sederhana, sumber belajar harus mudah digunakan dan tidak membingungkan. Tidak memerlukan lagi tambahan pelayanan atau alat lain yang sulit diadakan.
3.       Mudah diperoleh, bahwa sumber belajar mudah dicari dan didapatkan. Jika perlu dapat memanfaatkan lingkungan sekitar yang tersedia sehingga peserta didik juga dapat dengan mudah memanfaatkan
4.       Fleksibel atau kompatible, sumber belajar tidak harus mengikat pada satu tujuan atau materi pembelajaran tertentu. Akan lebih baik jika dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pembelajaran bahkan juga keperluan yang lain.
5.       Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pembelajaran lainnya
6.       Dapat membantu efisien dan kemudahan pencapaian tujuan pembelajaran.
7.       Memiliki nilai positif bagi proses/aktivitas pembelajaran khususnya peserta didik
8.       Sesuai dengan interaksi dan strategi pembelajaran yang telah dirancang/ sedang dilaksanakan
b.       Kriteria Khusus
Kriteria khusus yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar yang berkualitas adalah sebagai berikut:
  1. Sumber belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar
  2. Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Maksudnya sumber belajar yang dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
  3. Sumber belajar untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya.
  4. Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Maksudnya sumberbelajar yang dipilih hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar.
  5. Sumber belajar untuk presentasi. Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya bisa berfungsi sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan.
c.       Kriteria Berdasarkan Tujuan
Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain adalah:
1.       Sumber belajar guna memotivasi. Untuk meningkatkan motivasi siswa, terutama yang lebih rendah tingkatannya. Dengan memanfaatkan darmawisata, gambar-gambar yang menarik, cerita yang baik dari guru akan dapat merangsang para siswa dalam mempelajari suatu program pelajaran. Pemanfaatan tersebut bertujuan membangkitkan minat terhadap suatu mata pelajaran, mendorong partisipasi, merangsang pertanyaan-pertanyaan, memperjelas masalah dan sebagainya.
2.       Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Yaitu untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Kriteria ini paling umum dipakai oleh para guru dengan maksud untuk memperluas bahan pengajaran, melengkapi berbagai kekurangan bahan, sebagai kerangka mengajar secara sistematis.
3.       Sumber belajar untuk penelitian. Merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti dan sebagainya. Jenis sumber belajar ini diperoleh secara langsung dari masyarakat atau lingkungan. Sumber belajar yang dirancang dapat membantunya melalui rekaman radio maupun video.
4.       Sumber belajar untuk presentas. Hampir sama dengan yang dipergunakan dalam kegiatan instruksional. Di sini ditekankan sumber belajar sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan. Fungsi sumber belajar ini bukan sebagai penyampai pesan atau informasi ataupun data, melainkan sebagai strategi, teknik atau metode.
5.       Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Beberapa ciri yang perlu diperhatikan, misalnya:
a)      Sebelum mulai perlu diketahui: apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga bisa diperoleh sumber belajar yang tepat? Apakah sumber belajar bisa disediakan? Di mana bisa diperolehnya?
b)     Mempertimbangkan bukti-bukti: apakah sumber belajar masih aktual? Bagaimana jenisnya? Adakah sumber lain yang dapat dipakai?
c)      Membuat kesimpulan: benarkah kesimpulan yang diambil atas dasar sumber belajar itu.[10]
Dengan menerapkan kriteria tersebut maka pemilihan sumber belajar dapat dilakukan lebih mudah karena sudah ada batasan kriteria dimana sumber belajar yang tidak masuk dalam kriteria dapat langsung disisihkan. Sumber belajar yang terpilih juga menjadi tepat dan efektif digunakan untuk pembelajaran.
Ahmad Rohani menjelaskan secara umum kriteria pemilihan sumber belajar ada dua, yaitu keriteria umum dan keriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
1.       Kriteria Umum antara lain ialah ekonomis dalam pengertian murah, teknisi (tenaga), praktis dan sederhana, fleksibel, releven dengan tujuan pengajaran, dapat membantu efesien dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran, memliki nilai positif bagi proses pengajaran khususnya bagi peserta didik, sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang.[11]
2.       Kriteria berdasarkan tujuan anatara lain ialah sumber belajar dapat memberikan motivasi pada siswa, sumber belajar untuk tujuan pembelajaran, sumber belajar untuk penelitian, sumber belajar untuk memecahkan masalah sumber belajar untuk presentasi.[12]
Sudrajat lebih lanjut mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan sumber belajar. Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal; (2) praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional; (5) Sesuai dengan tujuan, sumber belajar harus dapat mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.[13]

C.      PENUTUP
Sumber belajar merupakan elemen penting dalam pembelajaran. Guru harus mampu memilih dan menentukan sumber belajar yang mudah diakses, didapatkan dan digunakan oleh siswa serta sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Relevan dengan materi ini yang cukup penting dimana sumber belajar harus mengandung materi yang diajarkan secara lengkap dan menyeluruh. Sumber belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang merupakan sumber-sumber belajar yang dirancang terlebih dahulu dalam proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan, dan dikombinasikan menjadi sistem pembelajaran yang lengkap untuk mewujudkan terlaksananya proses belajar yang bertujuan dan terkontrol.
Sebagai seorang pendidik kita juga perlu mencermati apa saja kriteria yang harus kita tetapkan sebelum menentukan sumber belajar yang akan kita gunakan dalam proses belajar mengajar kita. Adapun kriteria memilih sumber belajar menurut beberapa sumber yaitu ekonomis, praktis, fleksibel, relevan, efektid dan efisien, bersifat positif dan didukung oleh tenaga pendidik yang benar-benar menguasai, dimana kesemuanya itu termasuk kriteria umum dalam memilih sumber belajar.
Selain kriteria umum diatas untuk memilih sumber belajar kita juga perlu memperhatikan kriteria berdasarkan tujuan yaitu, Sumber belajar guna memotivasi, Sumber belajar untuk tujuan pengajaran, Sumber belajar untuk penelitian, Sumber belajar untuk presentas dan Sumber belajar untuk memecahkan masalah.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011
Akhmad Sudrajat, Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa. Semarang: UNNES, 2008
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press, 2012
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali, 1986
Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997
Ahmad Rohani, Pengolahan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Professional, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Amplikasinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008
Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, Jakarta: AV Publisher, 2009
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail, 2008
Muslimin Ibrahim, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Surabaya:Unesa University Press, 2010
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007
Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam  Mulia, 1986
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual, Jakarta: Kencana, 2014


Fotenote

[1] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Amplikasinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008, hal, 208-209
[2] Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam  Mulia, 1986, hal. 9
[3] Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual, Jakarta: Kencana, 2014, hal, 12
[4] Muslimin Ibrahim, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Surabaya:Unesa University Press, 2010, hal, 97
[5] Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif, Jakarta: AV Publisher, 2009, hal, 81
[6] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007, hal, 82
[7] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, hal, 90-91
[8] Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, hal, 105-107
[9] Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press, 2012, hal, 61
[10] Ahmad Rohani, Pengolahan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 166-167
[11] Ibid, Ahmad Rohani, hal. 190-191
[12] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003, hal. 84-86
[13] Akhmad Sudrajat, Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa. Semarang: UNNES, 2008, hal, 27

Comments

Kajian Populer

Evaluasi Pendidikan; Input, Proses dan Output dalam Sistem Pendidikan

Pengertian, Ruang Lingkup dan Objek Kajian Filsafat Ilmu

Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW

Komponen-Komponen Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Konsep Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dasar dan Sumber-Sumber Pendidikan Islam

Karakteristik Pendidikan Islam Seiring Perkembangan Waktu

Pemikiran Pendidikan Islam KH. Abdurrahman Wahid dan Nurcholis Majid